Kamis, 03 Maret 2011

Long Distance is killing me softly...:( (lagi2 postingan picisan yg merupakan curhatan pribadi)

"Ihh...kayak abege aja sih long distance relationship ato pacaran jarak jauh..." itu celetukan temen saya saat saya minta pendapatnya soal pacaran jarak jauh.


Hmm..sebenernya saya agak tersinggung, karena kali ini saya mengalaminya sendiri. Ya, pacaran jarak jauh yang sangat menguras pikiran saya belakangan ini. Awalnya ga membayangkan kalau kali ini saya harus mengalaminya lagi. Ada sedikit kekhawatiran mengingat saya tidak pernah berhasil dalam soal ini. Beberapa kali nyoba, dengan modal percaya dan komunikasi yang intensif, tetep saja saya rasa pacaran jarak jauh itu adalah suatu hubungan yang timpang, ga berjalan dengan normal. Saya ga bilang kalo hubungan ini pasti gagal atau ga benar, hanya saja, ketimpangan ini sulit sekali untuk menuju kata berhasil. Tapi ga sedikit juga yang memang berhasil. Dan saya katakan mereka yang berhasil dalam hubungan yang seperti ini adalah orang-orang luar biasa.

Dan untuk kesekian kalinya kali ini saya mencoba lagi untuk hubungan semacam ini (baca: long distance relationship). Officially baru dua minggu saja saya berpisah secara geografis dengan lelaki itu. Lelaki yang baru hampir delapan bulan mewarnai hidup saya. Seperti saya bilang tadi, awalnya saya ga nyangka kalo harus berpisah dalam jarak yang tidak bisa dibilang dekat. Tapi apa yang bisa saya lakukan karena memang harus begitu keadaanya. Dari awal berpisah, saya sudah mewanti2 untuk "komunikasi yang cukup intensif, jangan macam2, dan bekerjalah dengan sungguh2. Kamu tau aku menunggu kamu disini. Kalo kamu ada di Jogja, kamu tau kemana harus pulang".
And the story goes, dia berangkat. Memang hari2 awal berpisah terasa begitu berat, bahkan sampai saat saya menulis postingan ini which is udah sekitar dua mingguan. Tapi saya akui, ini adalah minggu2 terberat saya. Saya ingin nonton sama dia, saya ingin makan ini itu sama dia, bahkan saat saya melihat sesuatu, saya harap dia ada disini bersama saya dan kami menyaksikannya bersama2. Ya Tuhan, saya rindu sekali dengan senyumnya...


Sometimes life doesn't turn out the way you plan, dan ini terjadi pada saya, komunikasi kami bisa dibilang sangat kurang. Selama dua minggu, kalo tidak salah ingat, kami baru saling telepon dua kali. Itu pun paling lama 15 menit. SMS yang saya kirim pun jarang berbalas. Bahkan sekarang saya mengirim SMS seperti sebuah rutinitas baru di pagi, siang (kadang2), dan malam hari. Itu pun saya tidak berharap besar akan mendapatkan balasan.

Dan kondisi ini bertahan sampai beberapa saat. Sebagai seorang wanita yang juga manusia, sudah sangatlah wajar kalau terkadang muncul kekhawatiran, pikiran2 negatif, dan semacamnya, mengingat kondisi hubungan saya yang (menurut saya) sedang tidak sehat ini. Namun, akhirnya saya sadar sendiri bahwa ga ada gunanya berpikiran buruk, berpikiran yang enggak2. Toh saya tidak punya bukti apapun. Dan yang terpenting adalah, hal itu justru menyita banyak sekali porsi dari energi saya untuk berpikir, alhasil saya malah pusing sendiri.

Baiklah, saya putuskan untuk tetap dan terus berbaik sangka kepada lelaki saya itu. Lelaki yang saya akui sangat saya inginkan. Lelaki yang begitu luar biasa menemani hidup saya di hampir delapan bulan terakhir ini. Whereever you are, whatever you do, be fine my man, my Mr. Chocolato...

Senin, 28 Februari 2011

postingan picisan "how could you break a relationship just because you bored of him/her?"

ini tulisan saya tentang cinta. agak picisan memang, tapi nggak tau kenapa saya kepingin menulisnya.

berawal dari obrolan saya sama seseorang. Kurang lebih begini :
Saya : Lebaran tahun depan insyaAllah lebih baik dari lebaran taun ini.
Dia : Lebaran taun depan aku masih sama kamu ga ya?atau kamu mau sama siapa?
Saya : Ya sama kamu lah. emang kamu ga mau?
Dia : Ya kalo belum bosen...
Saya : (dengan sangat terkejutnya mendengar pernyataan dia barusan, mungkin saat itu muka saya cengo' banget) ouw...

Ya, dan obrolan singkat itu membuat saya berpikir cukup lama setelahnya. Ternyata, di usia saya yang seharusnya sudah berpikir lebih serius dalam berhubungan, justru ketemu sama orang yang bisa memutuskan hubungan hanya karena bosan. Kok bisa begini ya? Dan ternyata lagi, usia tidak menjamin seseorang bisa berpikir lebih dewasa.

Mari kita bahas. Pertama, dia usianya 2 tahun di atas saya. Walaupun dia laki2, tetap saja di usia segitu seharusnya sudah lebih serius dalam berpacaran. At least, ada usaha untuk me-maintain hubungan secara lebih baik. Ada perasaan takut kehilangan atau semacamnya. Tapi ini, saya ga melihatnya. Lalu apa yang seharusnya saya lakukan, bertahan sama dia atau mencari yang pasti2 saja?

Kedua, se enggak serius2nya, tetep aja pacaran ga bisa segampang itu putus hanya karena bosan. Damn, ga mikir apa kalo itu menyakitkan sekali. Kok saya jadi emosi ya nulisnya. Tapi memang ini yang saya alami. Berhubungan dengan orang yang entah serius entah enggak. Saya pikir usia segini bisa serius... Ouw what a life!!!

Susahnya Menjadi Sarjana

kuliah S1 itu idealnya 4-5 tahun...benar???

Tapi ini ga berlaku sama saya. Karena saya baru saja melaksanakan ujian pendadaran skripsi sebulan yang lalu, sejak saya masuk jurusan Ilmu Komunikasi UGM hampir delapan tahun lalu...woowww bukan waktu yang sebentar bukan.

Waktu memutuskan untuk masuk jurusan ini, saya diiming2i oleh beberapa dosen bahwa di jurusan ini, mahasiswa bisa menyelesaikan studi dalam waktu kurang dari 4 tahun. Lalu dengan pedenya saya laporan ke orang tua. Maka dari situ orang tua saya sangat berharap, di tahun 2007 saya sudah bisa jadi sarjana lulusan UGM.

Pertengahan tahun 2006, tepatnya bulan Mei, saya ngambil KKN. Ini benar2 membesarkan hati orang tua saya, karena artinya, setelah ini saya tinggal mengerjakan skripsi dan kemudian LULUS. Satu setengah bulan KKN berjalan lancar. Dan tibalah saya melanjutkan kuliah yang udah bebas teori waktu itu. Ternyata, teman di saat ngampus itu benar2 jadi sesuatu yang sangat menyemangati. Unluckily, saat saya kembali ngampus, tak ada satu pun teman seangkatan yang saya temui disana. Heyyy, where are you guys??? Akhirnya hancur lebur sudah mood dan semangat saya untuk kembali ngampus....:(

Kemudian saya memutuskan untuk magang di salah satu radio swasta di Jogja. Itung2 untuk mengisi waktu saya yang memang sangat luang. Tanda tangan Kajur Komunikasi saya dapat. Dan saya ingat pesan Mbak Kajur waktu itu, "Kalo magang yang bener lho ya, jangan maen2. Kamu bawa nama jurusan disini.". "Baiklah Mbak..." jawab saya dengan sangat yanin waktu itu.

2-3 bulan magang ternyata sangat menyenangkan. Kemudian, setelah saya memutuskan untuk menyudahi aksi magang saya, justru si pimpinan radio waktu itu merekrut saya untuk menjadi karyawan disana. Karena memang saya sudah sangat cinta dengan pekerjaan dan  dunia broadcasting, maka tanpa pikir panjang, langsung saja saya mengiyakan tawaran si boss. Dalam hati saya berkata, 'alamat bakalan lama lagi ni ngampus..'

Satu tahu...dua tahun...saya jalani dengan bekerja dan mendedikasikan hidup buat radio ini. Banyak memang yang saya dapat. Ilmu yang pasti, dan itu saya yakin akan sangat berguna sampai kapan pun saya hidup. Teman2 yang ga pernah ada habisnya membuat saya belajar dan belajar, tertawa dan tertawa, bergaul dan bergaul, dan tentu saja fans yang ga semua orang bisa punya...(kalo ada yang udah baca postingan saya sebelum ini, pasti mengerti...:D)

Dan benar saja dugaan saya. Selama 3 tahun lebih saya bekerja, dan selama itu pula saya mangkir dari kewajiban saya ke kampus, termasuk membayar SPP dan mengurus administrasi yang harus dilakukan tiap semester. Lalu sampailah pada titik dimana saya ga bisa kembali tidur tiap kebangun tengah malam. Pikiran dipenuhi dengan masalah kuliah yang tak kunjung selesai. ditambah lagi orang tua yang tak bosan2nya menanyakan perkembangan skripsi saya.

Tiap solat, doa saya pasti semoga dimudahkan dan diberi kekuatan untuk masalah ini. Saya percaya bahwa Tuhan Maha Mendengar, karena Dia benar2 mendengar doa2 saya. Satu hari, saya diberi jalan lewat teman saya untuk kembali ke kampus dan mengurus segalanya. Awalnya sempat minder. Tapi saya tau Tuhan bersama saya, dan thanks Allah, segalanya benar2 dimudahkan.

Dan sampailah saya pada tahap menyelesaikan skripsi. Karena saya masuk dalam kategori angkatan tua bersama teman2 saya which is seharusnya sudah out dari kampus, maka kami diberi deadline yang sangat ga make sense buat menyelesaikan skripsi. Selama kurang lebih 10 hari, kami harus menyelesaikan 5 bab skripsi..and we're going insane soon!!!

Sepuluh hari menggila dengan skripsi. Laptop, buku2 berserakan di kamar, kopi, itu jadi teman setia saya selama 10 hari itu. Guess what?? Damn, we made it!!! Tepat di hari terakhir deadline, angkatan kami berhasil mengumpulkan that damn skripsi. Tapi jangan ditanya hasilnya. Karena skripsi yang digarap hanya dalam waktu 10 hari adalah skripsi yang sungguh luar biasaaa...GILA!!!


Sekarang tinggal deg2an ujian pendadarannya. H-1 saya bener2 grogi dan salah tingkah sekali. Tapi justru di hari-H ga ada groginya sama sekali. Setengah jam pendadaran rasanya cuepeettt buangettt. But alhamdulillah again, I made it, walopun dengan revisi yang sangatlah banyak, semacam mengulang lagi dari awal skripsi saya.

And the point is, SAYA DINYATAKAN LULUS Sodara2...(walopun dengan revisi yang buanyaknya membuat saya ingin muntah...:D). Dan sebentar lagi saya benar2 jadi sarjana lulusan UGM, seperti yang diinginkan orang tua saya...^___^

Minggu, 27 Februari 2011

Kangen siaraaannnn...:(

mungkin hari ini terhitung 7 bulan lebih saya meninggalkan aktifitas yang satu itu. SIARAN... Oh My God...I really really miss that moment. dulu, hampir setiap hari saya menekuninya. saking sayangnya sama pekerjaan, kuliah yang harusnya udah kelar beberapa tahun yang lalu, baru sempet saya urus beberapa bulan ini..

"Sepuluh enam sembilan U Te Ye eF eM, spirit akademia Jogja!!!" woowwww...benar2 opening yang membakar semangat. Dan saya benar2 kangen mengucapkan kalimat itu.

Namanya juga hidup, pasti ada ups n downs. begitu juga saat 3 tahun lebih menggeluti dunia kerja broadcasting. And here are the list of ups and downs...

Ups are....
1. pastinya seneng kalo terima gaji....haha (ini jadi 'the number one up' pastinya, walopun si gaji ga bertahan lama di tangan ini :D
2. seneng punya dunia baru yang jauh beda sama dunia saya sebelumnya (temen2 baru yang gila2, gokil, aktivitas baru, hobi2 baru, belajar hal2 baru....buanyakk)
3. seneng punya fans (haha...ini naif banget yah? tapi kalo dipikir2, ga banyak orang yang bisa punya fans, apalagi kalo mereka ngefans sama kita lantaran kerja kita bagus dan dianggap memuaskan oleh sebagian orang)
4. masih banyak lagi sebenernya, tapi ga bisa ditulis satu2...:(

Downs are....
1. saat tanggal tua tiba (ini ngerespon 'the number one up' above), dan sepertinya ga cuma saya yang mengalami down di saat seperti ini. Am I right or am i right???:D
2. sedih banget saat udah bikin jadwal siaran selama seminggu dengan susah payah, tapi ada aja yang ga bisa dan minta change. (don't you know guys, that's not an easy matter??)
3. sedih lagi saat kerjaan dan privacy dicampur-adukkan jadi satu. (dan ini sangat mengganggu profesionalitas teman2 saat siaran atau kerjaan lain). Dan kasus ini sangat sering sekali terjadi. Nangis udah jadi kebiasaan saya kalo ngadepin masalah ini. tapi ga banyak yang tau. paling cuma orang2 terdekat saya yang tau, such as sahabat ato pacar. Karena mereka yang sering kena imbas kejengkelan saya menghadapi masalah di kerjaan.
4. and so on...masih banyak.

But, it's still a loveable job...I love it and now I'm missing it Damn muchhhhh!!!

Sabtu, 26 Februari 2011

belajar lagi dan lagi...

belajar itu wajib, makanya ada Wajib Belajar...lohh??!!!

Ini postingan curhatan lagi sebenarnya. Senin kemarin adalah hari pertama saya bekerja di tempat baru. Pagi2 dengan semangat 45 berangkat dari rumah, cium tangan orang tua, dan minta doa semoga semuanya lancar2 saja. Di jalan, membayangkan bagaimana suasana tempat baru itu, bagaimana teman2 baru itu, dan bagaimana kerjaan saya???

Dan, ga sampai 2 jam tibalah saya di tempat ini. Langkah pertama deg deg an, begitu juga langkah kedua dan selanjutnya. Masih sepi banget ternyata. Hanya ada 2 orang pekerja, dan sialnya saya belum kenal. Yasudah lah yaa, saya mulai berkenalan, dan memperkenalkan diri kalo saya orang baru. Untungnya mereka sudah siap untuk kedatangan saya, dan mulai bekerja lah saya. Layaknya orang baru, jadi wajib hukumnya tanya ini itu sama yang udah duluan kerja disini. Sudah bertanya, kok tetep aja ada yang saya ga ngerti. Baiklah, mungkin memang harus nunggu boss saya untuk lebih jelasnya. Dan boss itu datang juga. Mulai lah bertanya ini itu.

Teori aja memang ga cukup, dan saya harus banyak berlatih untuk bisa menjadi expert dalam kerjaan saya. Awalnya semua berjalan lancar, lalu saya mulai terbentur dengan kekurangan. sebenarnya saya malu untuk nanya2 lagi sama si boss. Tapi apa jadinya kalo ga nanya?? Saya ga akan lebih tau kan??
Lalu saya beranikan nanya. Untungnya boss saya adalah orang yang ga galak sama sekali. Dia dengan sabarnya mengajari saya bagaimana caranya mengedit gambar dengan benar. Dan, ga lama kemudian saya mulai bisa, dan akhirnya itu adalah pekerjaan kecil bagi saya...(haha sombong :D)

Itu satu contoh aja, dimana belajar itu sama sekali ga akan pernah ada ruginya. Apapun yang dipelajari pasti akan ada gunanya satu saat nanti. Belajar secara formal, pasti ada gunanya bagi hidup kita. Dan pelajaran yang didapat selama perjalanan hidup kita pun ga akan pernah sia-sia.

Jumat, 01 Oktober 2010

makan apa kita besok???

Beginilah nasib anak kos, jauh dari orang tua. Maka pinter2lah membawa diri, itu pesan ibu waktu awal2 ngekos.
Katanya kalo di Jogja itu biaya hidup lebih murah.
Katanya kalo di Jogja itu makanan murah.
Katanya kalo di Jogja itu orangnya ramah2...
Ya tapi seramah2nya orang, tetep aja kalo ga kenal ya enggan membantu.

Ini tepatnya tanggal 1 Oktober 2010. Cihuyyy tanggal muda cuy, yang gajian ya gajian, yang dapet kiriman dari orang tua ya siap2 ke ATM.

Dan hari ini dimulai dengan mencuci.
Dan rencananya, hari ini mau bayar listrik ke PLN. Beginilah kalo mencoba mandiri, mengurus rumah sendiri (bareng sama temen2 dink). Bersih2 rumah sendiri, bayar listrik sendiri. Agak sombong yaa, ya bedalah sama anak kos yang tinggal bayar dan beres semuanya.

Kembali ke acara hari ini, berangkatlah saya dan teman ke kantor PLN. Setelahnya beli gas untuk masak ini itu. Lumayan banyak pengeluaran untuk hari ini. Kebetulan saya tinggal di kontrakan hanya bertiga. Dan kebetulan lagi, tiga2nya bekerja, walopun saya sendiri hanya parttime, at least ada usaha untuk hidup mandiri, tak bergantung lagi dari pemberian orang tua.

Gaji ga seberapa, tapi pengeluaran bulanan ternyata banyak banget. Belum lagi, yang namanya wanita sudah wajar kalo pengen ini itu. Apalagi kalo pegang duit, bisa kalap dan habis seketika uang di tangan.

Setelah pengeluaran ini itu, kembali berpikir untuk bayar konrakan yang udah telat beberapa bulan..Oh Nooooo, bisa2 kurang ni gaji buat nutup semuanya. Unluckily, setelah dihitung2, memang kurang..hikz

Lalu, MAKAN APA KITA BESOK???Mulai putar otak untuk bisa dapet uang lagi. Tapi apa yang bisa dilakukan? Tenang, masih ada orang tua. Tapi enggak. Udah malu mau minta duit lagi sama orang tua. Ah, biarkan sajalah. Dijalani saja. Kalau Allah masih sayang sama kita, pasti ada jalan kok...hehe

Bismillah and everything's gonna be alright...

Rabu, 15 September 2010

SNI, it's a matter of label or safety???

Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti sebuah event, hasil kerja sama antara radio tempat saya bekerja dengan salah satu stasiun tv swasta. Acaranya adalah bagi2 helm gratis di Mapolda DIY. Jaman sekarang siapa sih yang ga mau barang gratisan??Apalagi kalo beli sendiri lumayan mahal.

Helm, peralatan wajib bagi para pengendara sepeda motor. Tujuan awal adalah untuk keamanan si pengendara. Just in case, kalo terjadi sesuatu di jalan, minimal kepala terlindung. Seiring berkembangnya zaman, berkembang pula berbagai model helm sesuai kebutuhan. Karena orang sampai saat ini masih ada saja yang butuh helm buat gaya2an. Jadi model helm pun beraneka macam sekarang. Kemudian pemerintah mulai menetapkan berbagai regulasi soal helm. Mulai dari helm harus "helm standar", yang waktu itu tersiar kabar burung bahwa itu hanya akal2an pemerintah saja bisar proyek penjualan helm standar laku keras. Hingga sekarang yang menurut saya kurang masuk akal adalah helm harus berlabelkan SNI, itu pun harus dengan tulisan yang dicetak timbul, buka sekedar sticker tempelan. Kalo ga helm itu berarti siap2 aja ditilang.Mungkin tujuan awalnya baik, demi keselamatan. Tapi kemudian beberapa kejanggalan mulai muncul.

Kembali ke event bagi2 helm gratis. Mengingat event diadakan di Mapolda DIY, dalam bayangan saya dan masyarakat luas, helm yang dibagikan adalah helm ber-SNI yang tidak mungkin ditilang jika kita mengenakannya. Maka saya dan teman2 rame2 menukar helm bekas kami dengan helm baru ber-SNI tersebut.

Oke, memang benar ada logo SNI dicetak timbul di sisi samping helm. Lalu saya iseng2 bertanya sama pak polisi yang kebetulan ada di dekat saya.
saya : "Pak, berati kalo pake helm ini ga mungkin kena tilang tho Pak?"
P Polisi : "O iya mbak, ini kan udah ada logo SNI yang seperti ini, jadi ga mungkin kena tilang lagi." jelas si bapak sambil menunjukkan logo SNI di helm.
saya : "tapi ini kok ga ada penutup atasnya kayak helm yang itu ya pak?" tanya saya sambil menunjuk helm yang ada penutup di atas kaca helmnya.
P Polisi : "oh iya ya, ga ada ya?" sambil si bapak membandingkan helm gratis itu dengan helm yang menurut saya jauh lebih aman karena dilengkapi dengan penutup di atas kaca supaya kita bisa menghindari silau cahaya matahari dan terpaan air hujan, namun tidak berlogo SNI.

Sebenarnya, inti dari tulisan ini sebenarnya mempertanyakan. SNI itu masalah label saja atau memang untuk keselamatan??